Kategori

Rabu, 30 Oktober 2013

Memaknai Sumpah Pemuda dengan Berbahasa Indonesia

Memaknai Sumpah Pemuda dengan Berbahasa Indonesia

Bahasa merupakan hal penting dalam kita berkomunikasi dengan orang lain. Tanpa bahasa yang baik dan benar maka informasi yang hendak kita sampaikan kepada orang lain tidak bisa diterima dengan baik bahkan bisa menimbulkan salah penafsiran. Pentingnya komunikasi dan kerjasama telah dirasakan oleh para pemuda Indonesia yang berjuang untuk kemerdekaan Indonesia sehingga mengadakan kongres pemuda pada tanghal 28 Oktober 1928. Dari hasil kongres tersebut para pemuda bersumpah untuk bertanah air satu, berbangsa satu dan menjunjung tinggi bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia.

Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan memiliki kedudukan penting dalam mendukung kemerdekaan Indonesia. Setelah merdeka pun bahasa Indonesia menjadi bahasa wajib yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa Indonesia merupakan penjembatan bagi masyarakat yang berbeda daerah. Sebagaimana kita ketahui, ada ratusan bahasa daerah yang ada di Indonesia. Jika semua orang menggunakan bahasanya masing-masing dalam berkomunikasi maka tidak akan bisa dimengerti. Untuk itu penting bagi masyarakat mempelajari dan menggunakan bahasa Indonesia dalam berkomunikasi.

Namun, 85 tahun setelah merdeka banyak masyarakat Indonesia khususnya para remaja yang menggunakan bahasa Indonesia dengan tidak baik dan benar. Tata bahasa yang digunakan tidak lagi sesuai dengan ejaan yang disempurnakan (EYD) bahkan cenderung berganti dengan bahasa gaul atau yang beberapa akhir ini kita kenal dengan bahasa alay.

Bahasa alay merupakan bahasa yang digunakan oleh anak lebay (singkatan-alay). Lebay sendiri bisa diartikan berlebihan dalam berbicara dan berperilaku. Sebagai contoh kata repot menjadi rempong, serius menjadi cius atau kata banget menjadi beud. Bahasa ini sangat sering kita dengan dari para remaja atau anak baru gede (ABG). Memang pada usia remaja, merupakan usia rawan karena keinginan untuk bersosialisasi dengan banyak teman sehingga bahasa yang digunakan pun akan campur aduk.

Penggunaan bahasa alay tersebut tentu akan mengancam keberadaan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan, bahasa yang menjadi warisan pejuang kemerdekaan. Akan terasa sia-sia perjuangan para pemuda dalam sumpah pemuda ketika bahasa Indonesia dilupakan. Sebagai generasi penerus bangsa tentu kita tidak ingin bahasa Indonesia hilang dan berganti dengan bahasa alay. Untuk itu, dalam rangka memperingati Sumpah Pemuda ke 85, kita maknai dengan melestarikan bahasa Indonesia dengan cara mempelajari bahasa Indonesia dengan baik dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

“Penggunaan bahasa alay merupakan pengingkaran terhadap SUMPAH PEMUDA” – Khoirul Annas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar