Kategori

Sabtu, 15 Oktober 2011

Budaya Politik

BUDAYA POLITIK
By: Khoirul Annas, S.Pd-SMK N 2 Kudus

Standar Kompetensi:
1.   Menganalisis budaya politik di Indonesia
Kompetensi Dasar :
1.1. Mendeskripsikan pengertian budaya politik.
1.2. Menganalisis tipe-tipe budaya politik yang berkembang dalam masyarakat Indonesia.

Pengertian Budaya Politik
            Budaya berasal dari bahasa Sangsekerta buddhayah yang merupakan jama’ buddhi yang berarti akal atau budi. Kebudayaan dapat diartikan sebagai sesuatu yang berkaitan dengan akal. Akal hanya dimiliki manusia sehingga hanya manusia lah yang memiliki kebudayaan. Budaya dalam arti yang lebih luas merupakan semua hasil cipta, rasa, karsa manusia. Budaya juga dapat berupa cara pandang dan sikap manusia terhadap lingkungannya. Perwujudan budaya tercermin dari pola hubungan antar individu dengan individu maupun dengan kelompoknya.
            Politik berasal dari bahasa yunani Polisteia, Polis merupakan negara kota yaitu kesatuan masyarakat yang mengurus dirinya sendiri. Secara lebih luas politik yaitu bermacam-macam kegiatan yang berkenaan dengan tujuan dan cara-cara mencapai tujuan. Issac D’Israel mengatakan, politik sebagai seni memerintah manusia melalui mensiasati mereka. Berbicara mengenai politik maka berkaitan dengan: Negara, Kekuasaa, pengambilan keputusan, kebijaksanaan, pembagian kekuasaan.
Dari pengertian budaya dan politik diatas dapat kita simpulkan mengenai pengertian budaya politik, yaitu cara pandang dan sikap warga negara terhadap system politik di negaranya. Dengan cara pandang dan sikap yang berbeda dari setiap warga negara maka akan memunculkan tipe-tipe budaya politik.
Pengertian budaya politik menurut ahli:
1.   Rusadi Kantaprawira, budaya politik tidak lain adalah pola tingkah laku individu dan orientasinya terhadap kehidupan politik yang dihayati oleh para anggota suatu sistem politik.
2.  Gabriel A. Almond & Sidney Verba, budaya politik yaitu sikap orientasi warga negara terhadap sistem politik dan aneka ragam bagiannya dan sikap terhadap peranan warga negara di dalam sistem itu.

Budaya politik menunjuk pada orientasi/ pandangan dari tingkah laku individu/ pandangan masyarakat terhadap system politik. Orientasi/pandangan Budaya Politik menurut G. Almond & B.Powell yaitu:
1.   O. Kognitif : berupa pengetahuan tentang dan kepercayaan pada politik, peranan dan segala kewajibannya serta input dan outputnya
2.  O. Afektif : perasaan terhadap sistem politik, peranannya, para aktor dan pe-nampilannya
3.  O. Evaluatif : keputusan dan pendapat tentang obyek-obyek politik yang secara tipikal melibatkan standar nilai dan kriteria dengan informasi dan perasaan

Budaya politik dapat dijumpai pada masyarakat berskala besar maupun kecil, masyarakat modern atau tradisional. Namun lebih tampak di masyarakat modern karena masyarakat modern sulit menghindarkan dari pengaruh dan proses politik

Manfaat memahami budaya politik:
1.   Adanya sikap warga negara terhadap sistem politik yang mempengaruhi tuntutan-tuntutan, tanggapan, dukungan serta orientasinya terhadap sistem politik yang ada;
2.  Dapat mengerti dan memahami hubungan antara budaya politik dengan sistem politik atau faktor-faktor apa yang menyebabkan terjadinya pergeseran politik.

Tipe-tipe budaya Politik
Menurut sikap yang ditunjukkan, budaya politik bisa digolongkan dalan:
1.   Budaya Militan, yaitu budaya politik yang tidak memandang perbedaan sebagai suatu usaha memecahkan masalah, tetapi melihatnya sebagai usaha jahat dan menantang. Jika terjadi permasalahan selalu mencari kambing hitam, bukan penyebab terjadinya.
2.  Budaya Toleran, budaya politik yang lebih menekankan pada ide atau pemecahan masalah. Tipe ini selalu membuka pintu untuk kerja sama, bukan curiga terhadap seseorang.

Berdasarkan orientasi politiknya, Gabriel Almond mengatakan budaya politik dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1.   Budaya politik parokial, yaitu budaya politik yang ditandai dengan tingkat kesadaran politik yang rendah. Hal ini dipengaruhi oleh faktor kognitif.
2.  Budaya politik kaula (subject), yaitu budaya politik yang sudah relatif maju dari segi sosial dan ekonomi, namun tingkat partisipasi masyarakat masih rendah.
3.  Budaya politik partisipan, yaitu budaya politik yang ditandai dengan tingkat partisipasi yang tinggi. Budaya partisipan sangat cocok tumbuh subur di negara demokrasi.
Dalam prakteknya tidak ada satu negara yang hanya memiliki satu tipe budaya politik, yang adalah adalah kombinasi atau campuran dari tiga tipe budaya politik di atas. Seperti yang diungkapkan oleh Almond dan Verba mengenai kombinasi tipe-tipe budaya politik, yaitu:
1.   Parokial Kaula
2.  Parokial Partisipan
3.  Kaula Partisipan

Tipe Budaya politik yang berkembang di Indonesia
Dalam kehidupan negara Indonesia, budaya politik kewarganegaraan belum berkembang menjadi budaya politik dominan. Terbukti rezim yang berkembang selama ini masih otoriter. Hal ini disebabkan budaya politik suatu negara tidak terlepas dari pengaruh nilai-nilai sosial yang ada di masyarakat.
Clifford Geertz, antropolog dari Amerika mengadakan penelitian mengenai budaya politik yang berkembang di Indonesia (khususnya Jawa), yaitu:
1.   Budaya politik Abangan, budaya politik yang menekankan pada aspek animisme/ kepercayaan roh halus. Budaya ini dapat ditemui pada masyarakat petani era 60-an dengan tradisi selamatan.
2.  Budaya politik Santri, budaya politk yang menekankan pada aspek agama (islam). Masyarakat tipe ini sudah menjalankan ibadah dan ritual agama islam.
3.  Budaya politik Priyayi, budaya politk yang menekankan pada keluhuran tradisi. Kelompok ini merupakan kebalikan dari abangan karena umumnya mereka adalah dari kalangan birokrat (pegawai pemerintah)

Disamping apa yang sudah disampaikan oleh Geertz, ada juga budaya politik yang berkembang pada era orde baru (Orba), yaitu:
1.   Hierarki yang ketat, yaitu adanya tingkatan-tingkatan dalam kelas masyarakat (penguasa dengan rakyat biasa)
2.  Patronage (Patron), yaitu interaksi timbal balik antara patron (pemilik kekuasaan, harta) dengan Klien (pemilik tenaga, dukungan, kesetiaan).
3.  Neo-patrimonialistik, yaitu praktek politik yang meskipun memiliki atribut modern dan rasionalistik seperti birokrasi, namun perilaku tokohnya masih mencerminkan tradisi dan budaya patrimonial.

Untuk menambah pemahaman mengenai Budaya politik dan tipe-tipe budaya politik kerjakanlah beberapa soal di bawah ini:
1.   Rumuskan kembali pemahaman anda pengertian budaya politik!
2.  Jelaskan tipe-tipe budaya politik menurut G. Almond!
3.  Berikan alasan, mengapa di dalam kehidupan masyarakat ada sebagian yg memiliki budaya politik parokial !
4.  Berikan alasan, mengapa di dalam kehidupan masyarakat muncul tipe-tipe budaya politik!
5.  Mengapa demokrasi sulit berkembang pada masyarakat parokial dan kaula(subjek)?


-----Semoga bermanfa’at-----

Tidak ada komentar:

Posting Komentar