BUDAYA POLITIK
By: Khoirul Annas, S.Pd-SMK
N 2 Kudus
Standar
Kompetensi:
1.
Menganalisis budaya politik di Indonesia
Kompetensi
Dasar :
1.1. Mendeskripsikan
pengertian budaya politik.
1.2.
Menganalisis tipe-tipe budaya politik yang berkembang dalam masyarakat
Indonesia.
Pengertian
Budaya Politik
Budaya berasal dari bahasa
Sangsekerta buddhayah yang merupakan jama’ buddhi yang berarti
akal atau budi. Kebudayaan dapat diartikan sebagai sesuatu yang berkaitan
dengan akal. Akal hanya dimiliki manusia sehingga hanya manusia lah yang
memiliki kebudayaan. Budaya dalam arti yang lebih luas merupakan semua hasil cipta,
rasa, karsa manusia. Budaya juga dapat berupa cara pandang dan sikap manusia
terhadap lingkungannya. Perwujudan budaya tercermin dari pola hubungan antar
individu dengan individu maupun dengan kelompoknya.
Politik berasal dari bahasa yunani
Polisteia, Polis merupakan negara kota yaitu kesatuan masyarakat yang mengurus
dirinya sendiri. Secara lebih luas politik yaitu bermacam-macam kegiatan yang
berkenaan dengan tujuan dan cara-cara mencapai tujuan. Issac D’Israel
mengatakan, politik sebagai seni memerintah manusia melalui mensiasati mereka.
Berbicara mengenai politik maka berkaitan dengan: Negara, Kekuasaa, pengambilan
keputusan, kebijaksanaan, pembagian kekuasaan.
Dari pengertian
budaya dan politik diatas dapat kita simpulkan mengenai pengertian budaya
politik, yaitu cara pandang dan sikap warga negara terhadap system politik
di negaranya. Dengan cara pandang dan sikap yang berbeda dari setiap warga negara
maka akan memunculkan tipe-tipe budaya politik.
Pengertian
budaya politik menurut ahli:
1.
Rusadi Kantaprawira, budaya politik
tidak lain adalah pola tingkah laku individu dan orientasinya terhadap
kehidupan politik yang dihayati oleh para anggota suatu sistem politik.
2. Gabriel A. Almond &
Sidney Verba, budaya
politik yaitu sikap orientasi warga negara terhadap sistem politik dan aneka
ragam bagiannya dan sikap terhadap peranan warga negara di dalam sistem itu.
Budaya
politik menunjuk pada orientasi/ pandangan dari tingkah laku individu/ pandangan
masyarakat terhadap system politik. Orientasi/pandangan Budaya Politik menurut
G. Almond & B.Powell yaitu:
1.
O. Kognitif : berupa pengetahuan tentang dan kepercayaan
pada politik, peranan dan segala kewajibannya serta input dan outputnya
2.
O. Afektif : perasaan
terhadap sistem politik, peranannya, para aktor dan pe-nampilannya
3. O. Evaluatif : keputusan dan
pendapat tentang obyek-obyek politik yang secara tipikal melibatkan standar
nilai dan kriteria dengan informasi dan perasaan
Budaya politik dapat dijumpai pada
masyarakat berskala besar maupun kecil, masyarakat modern atau tradisional.
Namun lebih tampak di masyarakat modern karena masyarakat modern sulit
menghindarkan dari pengaruh dan proses politik
Manfaat memahami budaya politik:
1.
Adanya sikap warga
negara terhadap sistem politik yang mempengaruhi tuntutan-tuntutan, tanggapan,
dukungan serta orientasinya terhadap sistem politik yang ada;
2. Dapat mengerti dan memahami hubungan antara budaya politik dengan sistem
politik atau faktor-faktor apa yang menyebabkan terjadinya pergeseran politik.
Tipe-tipe budaya Politik
Menurut sikap yang ditunjukkan, budaya politik bisa
digolongkan dalan:
1.
Budaya Militan, yaitu
budaya politik yang tidak memandang perbedaan sebagai suatu usaha memecahkan
masalah, tetapi melihatnya sebagai usaha jahat dan menantang. Jika terjadi
permasalahan selalu mencari kambing hitam, bukan penyebab terjadinya.
2.
Budaya Toleran, budaya
politik yang lebih menekankan pada ide atau pemecahan masalah. Tipe ini selalu
membuka pintu untuk kerja sama, bukan curiga terhadap seseorang.
Berdasarkan orientasi politiknya,
Gabriel Almond mengatakan budaya politik dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1.
Budaya politik
parokial, yaitu budaya politik yang ditandai dengan tingkat kesadaran politik
yang rendah. Hal ini dipengaruhi oleh faktor kognitif.
2. Budaya politik kaula (subject), yaitu budaya politik yang sudah relatif
maju dari segi sosial dan ekonomi, namun tingkat partisipasi masyarakat masih
rendah.
3. Budaya politik partisipan, yaitu budaya politik yang ditandai dengan
tingkat partisipasi yang tinggi. Budaya partisipan sangat cocok tumbuh subur di
negara demokrasi.
Dalam
prakteknya tidak ada satu negara yang hanya memiliki satu tipe budaya politik,
yang adalah adalah kombinasi atau campuran dari tiga tipe budaya politik di
atas. Seperti yang diungkapkan oleh Almond dan Verba mengenai kombinasi
tipe-tipe budaya politik, yaitu:
1.
Parokial Kaula
2.
Parokial Partisipan
3.
Kaula Partisipan
Tipe Budaya politik yang berkembang di Indonesia
Dalam
kehidupan negara Indonesia, budaya politik kewarganegaraan belum berkembang
menjadi budaya politik dominan. Terbukti rezim yang berkembang selama ini masih
otoriter. Hal ini disebabkan budaya politik suatu negara tidak terlepas dari
pengaruh nilai-nilai sosial yang ada di masyarakat.
Clifford
Geertz, antropolog dari Amerika mengadakan penelitian mengenai budaya politik
yang berkembang di Indonesia (khususnya Jawa), yaitu:
1.
Budaya politik Abangan, budaya
politik yang menekankan pada
aspek animisme/ kepercayaan roh halus. Budaya ini dapat ditemui pada masyarakat
petani era 60-an dengan tradisi selamatan.
2. Budaya politik Santri,
budaya politk yang menekankan
pada aspek agama (islam). Masyarakat tipe ini sudah menjalankan ibadah dan
ritual agama islam.
3. Budaya politik
Priyayi, budaya politk
yang menekankan pada keluhuran tradisi. Kelompok ini merupakan kebalikan
dari abangan karena umumnya mereka adalah dari kalangan birokrat (pegawai
pemerintah)
Disamping apa
yang sudah disampaikan oleh Geertz, ada juga budaya politik yang berkembang
pada era orde baru (Orba), yaitu:
1.
Hierarki yang ketat,
yaitu adanya tingkatan-tingkatan dalam kelas masyarakat (penguasa dengan rakyat
biasa)
2.
Patronage (Patron),
yaitu interaksi timbal balik antara patron (pemilik kekuasaan, harta) dengan
Klien (pemilik tenaga, dukungan, kesetiaan).
3.
Neo-patrimonialistik,
yaitu praktek politik yang meskipun memiliki atribut modern dan rasionalistik
seperti birokrasi, namun perilaku tokohnya masih mencerminkan tradisi dan
budaya patrimonial.
Untuk menambah pemahaman mengenai Budaya politik
dan tipe-tipe budaya politik kerjakanlah beberapa soal di bawah ini:
1. Rumuskan kembali pemahaman anda pengertian budaya politik!
2. Jelaskan tipe-tipe budaya politik menurut G. Almond!
3. Berikan alasan, mengapa di dalam kehidupan masyarakat ada sebagian yg
memiliki budaya politik parokial !
4. Berikan alasan, mengapa di dalam kehidupan masyarakat muncul tipe-tipe
budaya politik!
5. Mengapa demokrasi sulit berkembang pada masyarakat parokial dan
kaula(subjek)?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar