Kongres PSSI, REORGANISASI atau PARODI?
Seperti kita ketahui bersama, sudah lama sekali Sepak Bola Nasional tidak bisa meraih prestasi di kancah Internasional padahal sepak bola adalah olah raga terbesar dan paling digemari di Negara kita. Banyak talenta-talenta muda yang lahir di Indonesia, namun Sepak bola kita seakan berjalan ditempat.
Jangankan kita berbicara mengenai prestasi di tingkat Internasional, di level nasional saja masih banyak kekurangan yang dimiliki sepak bola kita. Misalnya kerusuhan supporter yang sering terjadi setiap tim tuan rumah kalah, wasit yang kurang jeli, fasilitas lapangan dan stadion yang dibawah standar, sampai pengurus PSSI yang kurang professional dalam mengeluarkan kebijakan.
Khusus untuk pengurus PSSI yang kurang professional tentunya ini menjadi keprihatinan bagi kita semua, karena seharusnya mereka menjadi contoh bagi insan sepak bola di tanah air. Sebagai contoh tidak profesionalnya pengurus PSSI yaitu mengenai pengaturan jadwal pertandingan yang terkadang masih merugikan atau menguntungkan salah satu tim, pembagian hasil penjualan tiket dan hak siar yang masih dimonopoli PSSI, bahkan hadiah uang juara divisi utama yang seharusnya diterima Persibo Bojonegoro sampai sekarang belum diterima yang akhirnya tim tersebut pindah ke Liga Premier Indonesia.
Kebobrokan system yang dijalankan di tubuh PSSI mendapat tanggapan yang berbeda dari masyarakat, ada yang terus mengkritik agar terjadi pembenahan dalam tubuh PSSI, ada juga yang masih mendukung kelangsungan pengurus sekarang, ada juga yang menyikapi dengan membentuk Kompetisi tandingan seperti Liga Premier Indonesia (LPI) yang telah bergulir tahun 2011 ini. LPI yang dipelopori oleh pengusaha Arifin Panigoro memang menggiurkan bagi klub peserta khususnya dengan sistem pembagian hasil keuntungan tiap pertandingan. Bahkan beberapa tim dari Liga Super Indonesia (LSI) dan divisi utama sudah bergabung dalam kompetisi LPI yaitu PSM Makasar, Persema Malang, Persibo Bojonegoro, dan Persebaya 1928.
Selain dengan membentuk kompetisi tandingan, sudah ada wacana membuat lembaga tandingan PSSI yaitu Asosiasi Sepak Bola Indonesia yang mewadahi LPI. Kehadiran LPI ini memang dianggap illegal oleh FIFA, namun dengan adanya LPI akan membuka mata dunia bahwa ada kesalahan dalam system yang dijalankan di Sepak Bola Indonesia termasuk dalam manajemen atau kepengurusan PSSI.
Tahun 2011 ini merupakan tahun terakhir dari periode Nurdin Halid Cs dan akan dilaksanakan pemilihan Kepengurusan yang baru yaitu Ketua Umum, Wakil ketua umum, dan Anggota Eksekutif. Adapun rencana pemilihan pengurus ini dilaksanakan tanggal 26 Maret 2011 di Bali. Dalam reorganisasi kali ini dibentuk tim verifikasi yang akan memilih bakal calon Ketua Umum, Wakil ketua umum, dan Anggota Eksekutif PSSI. Ada beberapa nama bakal calon yang sudah mendaftar sebagai bakal calon Ketua Umum diantaranya Nurdin Halid, Nirwan Bakri, George Toisutta, dan Arifin Pangoro.
Dari hasil pengumuman tim verifikasi tanggal 19 Februari 2011 hanya Nurdin Halid dan Nirwan Bakri yang lolos artinya kedua orang inilah yang nantinya akan bertarung memperebutkan ketua umum PSSI dalam kongres di Bali. Sedangkan George Toisutha dan Arifin Panigoro dalam pengumuman tidak disebutkan namanya apakah lolos atau tidak. Meskipun begitu George dan Arifin sama saja dinyatakan tidak lolos verifikasi, karena yang diumumkan untuk masju ke kongres adalah nurdin dan nirwan. Upaya banding akan tetap dilakukan kedua bakal calon yang tidak lolos akan mengajukan banding untuk mendapatkan haknya ikut dalam pemilihan ketua umum PSSI.
Yang perlu kita cermati dengan lolos Nurdin Halid dan Nirwan Bakri adalah keduanya menduduki jabatan sebagai katua umum dan wakil ketua umum PSSI periode 2007 – 2011 sehingga ini menjadi pertanyaan yang besar di masyarakat. Apakah PSSI benar-benar ingin melakukan reorganisasi atau ingin tetap melanggengkan rezim Nurdin Halid yang sudah memimpin PSSI sejak 2003.
Jika memang sampai kongres PSSI dimulai ternyata hanya dua calon ini saja yang mengikuti pemilihan ketua umum maka PSSI tak ubahya sebuah ”PARODI” atau “LELUCON” saja. Batapa tidak, Ketua dan wakil ketua umum PSSI incumbent bertarung untuk pemilihan Ketua umum PSSI yang baru. Seperti sebuah akal-akalan saja, belum lagi jika nanti dalam pemilihan ternate Nirwan Bakri mundur dan menyerahkan suaranya ke Nurdin Halid. Apa jadinya Sepak bola Indonesia kedepan? Kita tunggu saja parodi atau lelucon selanjutnya, apakah kita tertawa atau menangis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar